Laporan Taksnomi Hewan
Identifikasi & Klasifikasi Hewan
Invertebrata
Filum (Platyhelminthes, Nematoda, dan
Annelida)
Nikmatul Hasanah
Prodi Tadris Biologi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Jember
NIM: T20158012
ABSTRAK
Hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan
menjadi 2 kelompok, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Hewan
invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Filum Platyhelminthes,
Nematoda dan Annelida adalah salah satu dari hewan invertebrata.
Pengelompokkan ini didasarkan oleh beberapa hal yaitu berdasarkan kontruksi tubuh, ada tidaknya simetri tubuh, awal mulanya pembentukan mulut dan
anus, ada tidaknya selomata (rongga tubuh), dan ada tidaknya metamer dan
tagmatisasi. Praktikum ini dilaksanakan pada Senin, 26 Maret 2018,
Pukul 10.30-12.30
WIB. Bertempat di Laboratorium
Terpadu IAIN Jember.
Praktikum ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen
platyhelminthes, nematoda, dan annelida berdasarkan kunci identifikasinya, mengklasifikasikan spesimen dari platyhelminthes, nematoda, dan
annelida serta membuat dendogram dari ketiga spesimen. Praktikum ini menggunakan
metode pengamatan. Pada spesimen platyhelminthes (cacing hati) karakter
morfologi (bentuk tubuh pipih, daerah anterior & posterior terlihat, warna
putih tulang, simteri bilateral, dengan panjang 3 cm, lebar 05 cm), spesimen
Nematoda karakter morfologi (bentuk tubuh silindris, memanjang, daerah anterior
& posterior terlihat, warna putih tulang, simetri bilateral, dengan panjang
23 cm, lebar 0,5 cm, dan berat 0,2 gram. Sedangkan pada spesimen Annelida
(lintah) karakter morfologi (bentuk tubuh lunak, bersegmen, daerah anterior dan
posterior terlihat, warna tubuh bagian ventral hitam, bagian dorsal merah
maroon, simetri bilateral, dengan ukuran panjang 7,5 cm, lebar 2 cm, berat 8,5
cm).
Kata kunci: spesimen/platyhelminthes/nematoda/annelida

.
PENDAHULUAN
Al-Qur’an dan Hadits merupakan pegangan hidup manusia.
Didalamnya terdapat petunjuk tentang berbagai aspek kehidupan manusia,
tumbuhan, dan hewan. Baik yang hidup di darat atau di laut. Salah satunya
hewan beruas tulang belakang (vertebrata) dan hewan
tidak beruas tulang belakang (invertebrata). Secara umum struktur dan susunan
tubuh hewan invertebrata adalah rangka tubuh yng terletak diluar, tidak memiliki ruas tulang belakang, dan letak
susunan saraf berada dibawah saluran pencernaan (Kadaryanto, 2003). Hewan
invertebrata tersusun dari banyak sel. Sel-selnya mengalami diferensiasi dan
spesialis membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks.
Perkembangan
embrio hewan metazoa melalui tahapan tertentu. Secara embriologi hewan ada yang
memiliki dua lapisan kulit (dipoblastik), dan memiliki tiga lapisan kulit
(tripoblastik). Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada hewan invertebrata
berbeda-beda, maka semakin tinggi tingkatannya semakin kompleks struktur dan
sistem tubuhnya. Invertebrata adalah
sebuah yang diungkapan oleh Chevalier de Lamark, untuk menunjukkan hewan yang
tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan-hewan kecuali
vertebarata. Invertebarata mencakup sekitar 97% dari dari keseluruhan anggota
kingdom animalia (Campbell, 2012).
Hewan
digolongkan berdasarkan pada kesamaan-kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam
hubungan ini ada 4 kriteria pada hewan yaitu simetri tubuh, rongga tubuh,
perbedaan perkembangan embrio, dan aspek tertentu yang dianggap penting sebagai
pembeda. Kingdom animilia dibagi menjadi dua sub kingdom, yaitu metazoa (hewan
yang hanya terdiri dari sel belum mempunyai jaringan) dan eumetazoa (hewan yang
sudah mempunyai jaringan).
Hewan
invertebrata sebagian bergerak dengan tubunya (melata) sebagaimana firman Allah
SWT dalam Q.S As-Syura ayat 29 yang menjelaskan bahwasanya
وَمِنْ أَيَا تِهِ خَلْقُ السَّمَوَاتِ
وَاْلأرْضِ وَمَا بَثَّ فِيْهِمَا مِنْ دَابَّةٍ قلى وَهُوَ عَلَى
جَمْعِهِمْ اِذَا يَشَاءُقَدِيْرٌ
Artinya:
“Diantara ayat-ayat tanda-tanda-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan
makhluk-mahkluk yang melata yang Dia sebarkan pada keduanya. Dan Dia Maha Kuasa
mengumpulkan semuanya apabila dikehendaki-Nya”. http://tafsirq.com/42-asy-syura/ayat-29
Hewan
invertebrata meliputi 9 phylum, yaitu protozoa, porifera, coelenterate,
platyhelmintes, nematheimintes, annelidae, mollusca, artrophoda, dan
echinodermata. (Romimohtarto, 2007). Lamark membagi invertebrata menjadi dua
kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tetapi sekarang
invertebrata di klasifikasikan ke dalam + 30 sub filum dari organisme yang
sampel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks
seperti mollusca dan artrophoda.
Filum
platyhelmintes (cacing pipih) adalah kelompok hewan yang struktur tubuhnya
sudah lebih maju dibandingkan Porifera dan Colenterata. Cacing merupakan hewan
yang tubuhnya lunak tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup di alam
bebas, parasit pada organisme. Tubuh Platyhelminthes memiliki 3 lapisan sel
(tripoblastik), yaitu: eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Ektoderm
merupakan lapisan luar yang berkembang
menjadi kulit. Mesoderm merupakan lapisan tengah yang berkembang menjadi otot,
dan beberapa organ tubuh. Endoderm merupakan lapisan yang berkembang menjadi
usus. Tubuh cacing pita (dorsoventral) pipih kearah punggung dan perut tidak
berbaku-baku. Tempatnya hidup di sungai, danau laut parasit pada tubuh
organisme lain (Pratiwi, 2000).
Filum
Platyhelminthes tidak memiliki rongga tubuh (selom) sehingga disebut hewan aselomata.
Sistem pencernaan terdiri dari mulut-faring-usus (tanpa anus). Usus bercabang-cabang
ke seluruh tubuhnya. Platyhelminthes tidak memiliki sistem peredaran darah
(sirkulasi). Platyhelminthes juga tidak memiliki sistem respirasi dan eksresi. Pernapasan
dilakukan secara difusi oleh seluruh sel tubuhnya. Proses ini terjadi karena tubuhnya
yang pipih. Sistem ekskresi pada kelompok Platyhelminthes tertentu berfungsi untuk
menjaga kadar air dalam tubuh. Kelompok Platyhelminthes tertentu memiliki
sistem saraf tangga tali. Sistem saraf tangga taki terdiri dari sepasang simpul
saraf (ganglia) dengan sepasang tali saraf yang memanjang dan bercabang-cabang
melintang seperti tangga.
Platyhelminthes
terdapat dalam satu individu sehingga disebut hewan hermaprodit. Alat
reproduksi terdapat pada bagian ventral tubuh. Cara hidup dan habitat yakni platyhelminthes
ada yang hidup bebas maupun parasit. Platyhelminthes yang hidup bebas memakan
hewan-hewan dan tumbuhan kecil atau zat organik lainnya seperti sisa organisme.
Platyhelminthes parasit hidup pada jaringan atau cairan tubuh inangnya. Habitat
platyhelminthes yang hidup bebas adalah air tawar, laut, dan tempat-tempat yang
lembap. Platyhelminthes yang parasit hidup di dalam tubuh inangnya (endoparasit)
pada siput air, sapi, babi, atau manusia. https://www.scribd.com/doc/104614302/II-Platyhelminthes-LAP-TAKSONOMI-HEWAN
Sistem
reproduksi platyhelminthes dilakukan secara seksual dan aseksual. Pada
reproduksi seksual akan menghasilkan gamet. Fertilisasi ovum oleh sperma terjadi
di dalam tubuh (internal). Fertilisasi dapat dilakukan sendiri ataupun dengan pasangan
lain. Reproduksi aseksual tidak dilakukan oleh semua Platyhelminthes. Kelompok
Platyhelminthes tertentu dapat melakukan reproduksi aseksual dengan cara membelah
diri (fragmentasi), kemudian regenerasi potongan tubuh tersebut menjadi individu
baru (Radiopoetro, 1996).
Platyhelmintes terdiri dari tiga kelas, yaitu 1). turbellaria (cacing berbulu getar) merupakan cacing pipih yang
bergerak dengan bulu getar, hidup bebas
di air tawar, yang jernih dan belum tercemar. Contohnya Planaria. 2).
Trematoda (cacing isap),
cacing pipih yang hidup parasit pada hewan dan manusia. Memiliki alat penghisap
yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh fasciola
hepatica
(cacing pita). Fasciola hepatica merupakan
cacing hati yang hidup di hati domba, sedangkan fasciola gigantica hidup
dalam hati sapi. Chlonaris merupakan cacing hati yang hidup pada
manusia. Cacing
dewasa hidup di saluran empedu dan keluar bersama feses.
Nematoda
merupakan salah satu karyotida yang multiseluler danheterotrofik. Tubuhnya
tidak bersegmen dan berbentuk silindrismemanjang. Selain itu, tubuhnya simetris
bilateral dengan tubuh warnatubuh yang transparan. Hewan yang mempunyai tiga
blastula atau tigalapisan (triploblastik) ini, mempunyai rongga tubuh yang
semu. Sistemtubuhnya pun lengkap, berupa sistem pencernaan, sistem
ekskresi,sistem syaraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi.
Dindingtubuhnya terdiri dari, kutikula luar, lapisan antara, hypodermis, dan
bagian dalam otot membujur. Nematoda ada yang memiliki stilet padaalat
mulutnya, yang menunjukkan nematoda tersebut parasit tanamanataukah bukan
merupakan parasit.
Klasifikasi
Nematoda kedalam marga dan jenis tertentu berkembang dari adanya keinginan
mengorganisasikan sejumlah informasi menjadi suatu unit berguna. Perbedaan
struktur yang terlihat dapat dipergunakan untuk mengklasifikasikan nematoda
kedalam marga atau jenis tertentu. Tanda-tanda yang terdapat pada permukaan
kutikula dan struktur sangat penting untuk membedakan jenis Nematoda.
Filum Annelida merupakan cacing dengan bentuk cincin kecil. Cacing ini
adalah tubuhnya bersegmen-segmen, hidupnya ditempat yang lembab, dalam laut,
dan dalam air tawar. Pada umunnya Annelida hidupnya bebas, ada hidupnya dalam
liang, beberapa bersifat komensial pada hewan-hewan aquatik, dan juga bersifat
parasit pada vertebrata. Annelida disamping tubuhnya bersegmen, juga tertutup
oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai
sistem nervosum, sistem kardiovaskula tertutup, dan sudah ada rongga badan atau
celom (Radiopoetro, 1996).
Annelida menguasai komunitas cacing yang hidup di
pantai laut. Mereka dikenal dengan tubuhnya yang panjang dan bergelang-gelang. Filum annelida terdiri dari lima kelas yaitu kelas Chaetopoda
(annelida yang hidup di air laut, air tawar, dn di darat, dengan ruas tubuh
kelihatan nyata). Kelas Archeanelida (cacing kecil tanpa bulu kaku atau
tanpa parapodia). Kelas Hirudinea (lintah yang hidup di darat dan di
laut, tubuhnya pipih atas bawah dengan sebuah prostomium). Kelas Gepyirea (cacinga
annelida tanpa tanpa ruas, bulu kaku, dan parapodia. Kelas Myzostomaria
(cacing parasit pada echinodermata). Sedangkan klasifikasi annelida terbagi
dalam tiga kelas, yakni Oligochaeta, polychaeta, dan Hirudiniea.
Karakteristik filum Annelida
diantaranya 1)bilateral 2)tubuhnya bersegmen 3)alat gerak berupa bulu kaku
(setae) pada tiap segmen 4)badan tertutup oleh kutikula yang licin 5)dinding
badan dan traktus digestivus dengan lapisan sirkuler dan longitudinal
6)memiliki sistem kardiovaskular 7)respirasi dengan kulit 8)organ eksresi
terdiri dari sepasang nephridia pada tiap segmen 9)sistem pusat terdiri dari
sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak 10)kebanyakan bersifat
hemprodit dan perkembangan langsung.
METODE PENELITIAN
Praktikum
yang berjudul “Pengamatan Hewan Invertebrata” Filum Platyhelminthes, Nematoda,
dan Annelida ini dilaksanakan pada Senin, 26 Maret, Pukul 10.30–12.30 WIB.
Bertempat di Laboratorium Terpadu IAIN Jember. Adapun alat-alat yang
digunakan dalam praktikum antara lain alat seksi, papan seksi, kaca pembesar (Loup),
penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, lembar pengamatan & alat
tulis. Sedangkan untuk bahan yang digunakan antara lain spesimen
Platyhelminthes, spesimen Nematoda, dan spesimen Annelida. Metode yang
digunakan pada praktikum ini adalah menggunakan metode pengamatan langsung
terhadap spesimen yang diamati. Cara kerja untuk praktikum ketiga spesimen yang
diamati yaitu 1). Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan, 2). Meletakkan
spesimen diatas papan seksi, 3). Mengamati spesimen dengan menggunakan kaca
pembesar (Loup), 4). Mencatat karakter morfologi yang meliputi (bentuk
tubuh, daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simestri tubuh, dan ukuran
tubuh), 5). Menggambarkan secara skematis dan memberi keterangan pada bagian-bagian
tubuh yang ditunjuk, 6). Menuliskan klasifikasi mulai dari tingkat kingdom
sampai spesies, menuliskan kunci identifikasinya dan membuat dendogram
berdasarkan karakter morfologi yang telaah diamati, 7). Menganalisis hasil
pengamatan.
HASIL
Tabel 1. Gambar Pengamatan Spesimen Platyhelminthes,
Spesimen Nematoda, dan Spesimen Annelida
Spesimen Platyhelminthes
|
||
Gambar literatur
|
Gambar asli
|
Gambar tangan
|
Spesimen
Nematoda
|
||
Goeze, 1782
|
|
|
Spesimen Annelida
|
||
Linnaeus, 1758
|
|
|
Berdasarkan hasil dari Tabel 1.
diatas bahwa pada Spesimen Platyhelminthes (Fasciola hepatica) yang
didapatkan dari RPH Jember untuk identifikasinya pada bagian depan terdapat mulut
meruncing yang dikelilingi oleh alat pengisap, dan ada sebuah alat pengisap
yang terdapat di sebelah ventral sedikit di belakang mulut, juga terdapat alat
kelamin. Bagian tubuhnya ditutupi oleh sisik kecil dari kutikula sebagai
pelindung tubuhnya dan membantu saat bergerak. Sedangkan pada
Spesimen Nematoda (Ascaris suum) cacing perut jantan & betina yang
di dapatkan dari RPH Jember. Untuk identifikasi cacing perut jantan memiliki
sifat ujung posterior melengkung kearah sisi perut dengan ekor runcing, dan
terdapat bagian mulut, daerah anterior dan posterior, ekor, dan cloaca. Selanjutnya
identifikasi cacing perut betina terdapat daerah anterior dan posterior, anus. Adapun
dari Spesimen Annelida (Hirudo medicinalis) lintah yang didapatkan dari
Bpk. Bani yang membudidayakan lintah di daerah Tulungangung, untuk
identifikasinya terdapat mulut, daerah anterior dan posterior, mata, anus,
segmen jantan pada urutan ke-11, sedangkan untuk segmen betina pada urutan
ke-12.
PEMBAHASAN
Filum Platyhelminthes dibagi
dalam 4 kelas yaitu Tubellaria (yang sebagian besar adalah cacing pipih
yang hidup bebas), Monogenea, Trematoda (atau fluke), dan Cestoidea
(cacing pita). Class Trematoda memiliki bentuk dewasa hidup sebagai
ekto-maupun endoparasit, biasanya pada hewan vertebrata. Bentuk berkisar dari
helaian daun hingga seperti cacing, dengan sisi dorsoventral memipih, tidak
memiliki epidermis tetapi berkutikula, tidak berkelijak atau berabdita, ukuran
ada yang mikroskopik, ada yang bisa dilihat dengan mata telanjang, sistem
pencernaan tidak sempurna, terdiri dari mulut-faring-usus. Mulut dan bukaan
faring terletak pada ujung anterior tubuh, tidak ada pembagian tubuh, disisi
ventral ada 1 batil isap (sucker) atau lebih (Oemarjati, 1990).
Trematoda (cacing isap) bersifat
parasit bagi manusia dan hewan. Cacing ini merugikan dalam bidang peternakan
hewan karena hewan ternak yang mengandung cacing ini tidak layak untuk
dikonsumsi manusia. Contoh trematoda yang terkenal adalah Fasciola heaptica (cacing hati) yang biasanya terdapat di dalam
kantung empedu hati ternak dan menyerap makanan (nutrien) dari inangnya. Bersifat
hemaprodit, berkembang biak dengan dengan cara pembuahan sendiri atau silang.
Klasfikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Platyhelminthes
Kelas : Trematoda
Ordo :
Echinostomida
Family : Fasciolidae
Genus : Fasciola
Spesies : Fasciola hepatica
Karakter Morfologi:
Bentuk Tubuh : Pipih dorsoventral
Daerah Anterior & Posterior : Terlihat
Warna Tubuh : Putih Tulang
Simetri Tubuh : Bilateral
Ukuran Tubuh : Panjang 3 cm, Lebar 0,5 cm, Berat 0,1 gram
Kunci identifikasi
-
Dendogram
Susunan dendogram diatas dari ketiga
spesies menunjukkan bahwa tingkatan dari spesies yang belum terlalu sempurna
hingga sampai sempurna berdasarkan kekomplekan karakter morfologi yang
dimiliki.
Nematoda atau
cacing gilig merupakan filum
Nematoda. Nematoda merupakan salah satu karyotida yang termasuk dalam
organisme multiseluer dan heterotrofik yang ditemukan di sejumlah ekosistem. Tubuhnya
tidak bersegmen dan berbentuk silindris memanjang, menyerupai benang kecil.
Epidermis dari nematoda tidak niasal, dimana epidermis tidak terdiri dari
sel-sel seperti hewan lainnya. Tetapi, merupakan kumpulan dari bahan seluler
dengan inti tanpa membran terpisah. Epidermis ini mensekresikan kutikula luar
tebal yang tangguh dan fleksibel. Kutikula ini secara berkala akan berganti,
biasanya 4 kali sebelum mencapai tahap dewasa (Wallace et all.,1996).
Selain itu, tubuhnya termasuk
simetri bilateral dengan warna tubuh yang transparan. Hewan ini mempunyai 3
lapisan (tripoblastik) yang mempunyai rongga tubuh semu. Karakteristik lainnya
yaitu memiliki sitem tubuh yang lengkap, berupa sitem pencernaan, sistem
eksresi, sistem saraf, sistem pengeluaran, dan sistem reproduksi. Spesies
nematoda sulit untuk dibedakan, dan setengah dari jumlah spesiesnya adalah
bersifat parasit. Jumlah spesies nematoda telah diperkirakan sekitar 1 juta
(Lambshead PJD, 1993).
Nematoda dibagi menjadi 2 jenis,
yaitu : saprophagus dan parasitik. Nematoda saprophagus memakan bakteri dan
bahan organik halus dibagi dalam kompos, sedangkan nemotoda parasitik
menyebabkan kerugian bagi tanaman. Mayoritas nematoda parasitik tumbuha
memparasitik disekitar akar dan ektoparasitik. Tetapi spesies ektoparasitik
maayoritas ditemukan di tanah rizozfer (Siddiqi, 1997). Ascaris suum dikenal
sebagai cacing gelang babi, yaitu merupakan nematoda parasit yang menyebabkan
ascariasis pada babi.
Klasifikasi :
Kingdom : Animalia
Filum : Nematoda
Class : Chromadorea
Ordo :
Ascaridida
Family : Ascarididae
Genus : Ascaris
Spesies : Ascaris suum
Karakter Morfologi:
Bentuk Tubuh : Silindris, Memanjang
Daerah Anterior & Posterior : Terlihat
Warna Tubuh : Putih Tulang
Simetri Tubuh : Bilateral
Ukuran Tubuh : Panjang 23 cm, Lebar 0,5 cm, Berat 0,2 gram
Kunci Identifikasi
-
Dendogram
Susunan dendogram diatas dari ketiga
spesies menunjukkan bahwa tingkatan dari spesies yang belum terlalu sempurna
hingga sampai sempurna berdasarkan kekomplekan karakter morfologi yang
dimiliki.
Filum Annelida dibagi dalam
tiga kelas, yaitu: Oligochaeta (cacing tanah dan kerabatnya), Polychaeta,
dan Hirudinae (lintah). Hirudinea merupakan merupakan kelas dari
annelida yang jenisnya sedikit. Hewan ini tidak memiliki arapodium maupun setae
pada segmen tubuhnya. Panjang Hirudinea bervariasi, memiliki tubuh yang pipih
dengan ujung anterior dan posterior nya yang meruncing. Pada anterior dan
posterior terdapat alat pengisap yang digunakan untuk menempel dan bergerak.
Sebagian besar hewan Hirudinea adalah hewan ektoparasit pada permukaan tubuh
inangnya. Inangnya adalah vertebrata dan termasuk manusia. Hirudinea parasit
hidup dengan menghisap darah inangnya, sedangkan Hirudinea bebas hidup dengan
memangsa invertebrata kecil seperti siput. Hirudinea parasit adalah Haemadipsa
(pacet) dan Hirudo (lintah). https://www.scribd.com/doc/104666103/VI-Annelida-LAP-TAKSONOMI-HEWAN
Mayoritas lintah hidup di air tawar.
Tetapi terdapat juga yang hidup di darat atau tanah yang bergerak melalui
vegetasi lembap. Banyak lintah memakan invertebrata kecil lainnya, tetapi beberapa
jenis lintah adalah parasit penyedot darah yang makan dengan menempel secara
temporer ke hewan lain, termasuk manusia. Beberapa spesies parasit menggunakan
rahang yang mirip pisau untuk mengiris kulit inang, sementara yang lain
mensekresikan enzim yang mencerna suatu lubang melalui kulit. Inang umumnya
tidak sadar akan seranngan ini karena lintah mensekresikan suatu anestesia.
Setelah membuat sayatan, lintah mensekresikan bahan kimia lain, yaitu hirudin,
yang mempertahankan darah inangnya supaya tidak menggumpal. Parasit itu
kemudian menyedot darah sebanyak yang dapat di tampung. Sering kali lebih dari
10x berat tubuhnya. Setelah minum sebanyak itu, lintah itu bisa bertahan selama
berbulan-bulan tanpa makan.
Klasifikasi:
Kingdom : Animalia
Filum : Annelida
Class : Clitellata
Ordo :
Arhynochobdellae
Family : Hirudinidae
Genus : Hirudo
Spesies : Hirudo medicinalis
Karakter Morfologi:
Bentuk Tubuh : Lunak, Bersegmen. Terdiri dari 47 Segmen
Daerah Anterior & Posterior : Terlihat
Warna Tubuh : Bagian Atas Bewarna Hitam, Bagian Bawah Bewarna Merah Maroon
Simetri Tubuh : Bilateral
Ukuran Tubuh : Panjang 7,5 cm, Lebar 2 cm, Berat 8,5 gram
Kunci Identifikasi
-
Dendogram
Susunan dendogram diatas dari ketiga
spesies menunjukkan bahwa tingkatan dari spesies yang belum terlalu sempurna
hingga sampai sempurna berdasarkan kekomplekan karakter morfologi yang
dimiliki.
SIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan
dapat disimpulkan bahwa pada spesimen platyhelminthes (cacing hati) Fasciola
hepatica bersifat hemaprodit, berkembang biak dengan dengan cara pembuahan
sendiri atau silang. Spesimen nematoda (cacing perut) Ascaris suum jantan
memiliki sifat ujung posterior melengkung kearah sisi perut dengan ekor
runcing. Berbeda dengan Ascaris suum betina lebih besar dari jantan,
dari ujung anterior, vulva menempati sekitar sepertiga dari panjang tubuh. Sedangkan
pada spesimen annelida (lintah) Hirudo medicinalis merupakan hewan
hemaprodit, lubang genetalia jantan terdapat pada bagian muka genetalia betina,
selain itu memiliki zat hirudinin sebagai zat anti koagulasi sehingga darah
mangsanya tidak menggumpal atau membeku, alat penghisapnya terdapat pada bagian
anterior dan posterior, pengisap posterior digunakan terutama untuk leverage,
sedangkan pengisap anterior, yang terdiri dari rahang dan gigi, adalah tempat
pemberian makan terjadi.
DAFTAR PUSTAKA
Campbell,
NS.A, Reece, JB.I. 2012. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
http://tafsirq.com/42-asy-syura/ayat-29
diakses pada 7 April 2018, Pukul 16.19 WIB
https://www.scribd.com/doc/104666103/VI-Annelida-LAP-TAKSONOMI-HEWAN
diakses pada 7 April 2018, Pukul 20.50 WIB
https://www.scribd.com/doc/104614302/II-Platyhelminthes-LAP-TAKSONOMI-HEWAN
diakses pada 8 April 2018, Pukul 07.15 WIB
https://www.scribd.com/doc/40486891/ekstraksi-nematoda-parasit
diakses pada 8 April 2018, Pukul 08.28 WIB
Kadaryanto. 2003. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira
Lambshead
PJD. 1993. Recent Developments in marine benthic biodiversity research. Oceanis
19 (6):5-24.
Oemarjati,
B.S. 1990. Taksonomi Avertebrata. Jakarta: UI-Press
Pratiwi,
DA, dkk. 2012. Biologi untuk SMA Kelas XI. Jakarta: Erlangga
Radiopoetro.
1996. Zoology. Jakarta: Erlangga
Romimohtarto,
Kasijan. 2007. Biologi Laut. Ilmu tentang Pengetahuan Biota Laut. Jakarta:
Djamabatan Anggota IKPI
Bagus
BalasHapusTerimakasih, semoga bermanfaat.
HapusYouTube
BalasHapusYouTube.com.au YouTube youtube to mp4 (www.youtube.com) YouTube, an informational website for professional punters and anyone who wants to learn about online betting and other Rating: 5 · 1 review