Laporan Praktikum Arthropoda
Identifikasi & Klasifikasi Hewan
Invertebrata
Filum Arthropoda
Nikmatul Hasanah
Prodi Tadris Biologi, Fakultas
Tarbiyah dan Ilmu Keguruan, IAIN Jember
NIM: T20158012
ABSTRAK
Hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang
dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata.
Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang, salah
satunya adalah filum arthropoda. Filum Arthroppoda
merupakan filum terbesar jika dilihat dari jumlah anggotanya, memiliki tiga
bagian tubuh yang terdiri dari caput (kepala), thorax (dada), dan abdomen
(perut), memiliki kaki yang beruas, berbuku-buku, atau bersegmen, tergolong
dalam tripoblastik selomata dengan simetri bilateral. Praktikum ini
dilaksanakan pada Senin, 23 April 2018, Pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu IAIN Jember. Praktikum ini bertujuan
untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen arthropoda berdasarkan kunci
identifikasinya, mengklasifikasikan spesimen arthropoda serta membuat dendogram
dari filum tersebut. Praktikum ini menggunakan metode pengamatan. Keragaman dari
filum Arthropoda ini memiliki ciri yang berbeda-beda untuk setiap dari
spesiesnya. Tetapi semua hewan arthropoda hampir memiliki ciri yang sama yaitu
tubuhnya yang bersegmen segmen. Dan kita juga mengetahui bahwa serangga dan
arthropoda hampir mirip.
Kata kunci: Filum/Arthropoda/
.
PENDAHULUAN
Kita
sebagai makhluk ciptaan-Nya patut bersyukur dengan apa yang telah di
ciptakannya. Di bumi ini, keanekaragaman hewan sangat beragam jenisnya. Oleh
karena itu, kita perlu mengklasifikasikannya untuk mempermudah dalam mempelajarinya.
Klasifikasi bertujuan untuk mempermudah mengenal objek yang beranekaragam
dengan cara melihat atau mencari persamaan dan perbedaan ciri dan sifat pada
objek tersebut. Keuntungan yang diperoleh dengan mengklasifikasikan makhluk
hidup adalah mempermudah dalam mencari keterangan tentang makhluk hidup yang
dipelajari serta mempermudah dalam penamaan nama ilmiah.
Dalam
klasifikasi terdapat kingdom animalia (hewan). Kingdom animalia dapat dibagi
menjadi beberapa filum seperti hewan invertebrata meliputi 9 phylum, yaitu
protozoa, porifera, coelenterate, platyhelmintes, nematheimintes, annelida,
mollusca, artrophoda, dan echinodermata. (Romimohtarto, 2007). Lamark membagi
invertebrata menjadi dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing).
Tetapi sekarang invertebrata di klasifikasikan ke dalam + 30 sub filum
dari organisme yang sampel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme
yang lebih kompleks seperti mollusca dan artrophoda.
Arthropoda
merupakan filum terbesar jika dilihat dari jumlah anggotanya, dominan dalam
dunia hewan Avertebrata, dan sebagian besar Arthropoda adalah serangga
(insekta). Alat pernapasannya bervariasi sesuai dengan habitatnya. Allah SWT
berfirman dalam Q.S Al-A’raf ayat 133 bahwasanya :
فارسلنا عليهم الطوفان والجراد والقمل
والضفادع والدم ايت مفصلات قلى فاستكبروا وكانوا قومامجرمين
Artinya :
Maka
Kami kirimkan kepada mereka taufan, belalang, kutu, katak dan darah sebagai
bukti yang jelas, tetapi mereka tetap menyombongkan diri dan mereka adalah kaum
yang berdosa.
(Kementrian Agama RI, 2009).
Arthropoda
berasal dari bahasa Yunani, yaitu (arthro yang berarti ruas dan podos
yang berarti kaki. Jadi, Arthropoda berarti hewan yang kakinya beruas-ruas.
Organisme yang tergolong filum arthropoda memiliki kaki yang berbuku-buku,
beruas, atau bersegmen. Segmen tersebut juga terdapat pada tubuhnya. Tubuh
Arthropoda merupakan simetri bilateral dan tergolong tripoblastik selomata.
Hewan ini memiliki jumlah spesies yang saat ini telah diketahui sekitar 900.000
spesies. Hewan yang tergolong arthropoda hidup di darat sampai ketinggian 6.000
m, sedangkan yang hidup di air dapat ditemukan sampai kedalaman 10.000 meter (Karmana,2007).
Tubuh
Arthropoda terdiri atas caput (kepala), toraks (dada), dan abdomen (perut) yang
bersegmen-segmen. Pada laba-laba dan udang, kepala dan dadanya bersatu
membentuk sefalotoraks, tetapi ada juga spesies yang sulit dibedakan antara
kepala, toraks, dan abdomennya, seperti pada lipan. Pada tiap-tiap segmen tubuh
ada yang dilengkapi alat gerak dan ada juga yang tidak dilengkapi alat gerak (Radiopoetro,
1996).
Hewan
Arthropoda memiliki organ sensoris yang sudan berkembang, seperti mata,
penciuman, serta antena yang berfungsi sebagai alat peraba dan pencium. Tingkat
perkembangannya sesuai dengan kondisi lingkungan tempat hidupnya. Sistem
peredaran darah terdiri atas jantung di bagian dorsal. Sistem peredaran
darahnya merupakan sistem peredaran darah terbuka yang tidak memiliki kapiler
darah. Jantung berfungsi untuk memompa darah keseluruh tubuh. Hewan Arthropoda
yang hidup di air ada yang bernapas dengan menggunakan insang, sistem trakea,
paru-paru buku, atau pada beberapa spesies melalui permukaan tubuh. Sistem
ekskresi menggunakan saluran malpighi.
Sistem
saraf dinamakan sistem saraf tangga tali karena terdiri atas dua ganglion
dorsal yang memiliki dua saraf tepi. Setiap saraf tepi dihubungkan oleh saraf
melintang sehingga merupakan tangga tali. Sistem pencernaan dimulai dari mulut,
usus, dan anus. Mulut ada yang berfungsi untuk menjilat seperti pada lalat, menusuk
dan menghisap seperti pada nyamuk, serta menggigit seperti pada semut. Anggota
filum arthropoda dapat dibedakan menjadi hewan jantan dan betina. Fertilisasi
arthropoda terjadi secara internal. Telur banyak mengandung kuning telur yang
tertutup oleh cangkang. Hewan arthropoda ada yang mengalami metemorfosis
sempurna, metemorfosis tidak sempurna, dan ada yang tidak bermetamorfosis. Sistem
reproduksi Arthropoda umumnya terjadi secara seksual. Namun ada juga yang
secara aseksual, yaitu dengan partenogenesis.
Partenogenesis
adalah pembentukan individu baru tanpa melalui fertilisasi (pembuahan).
Individu yang dihasilkan bersifat steril. Organ reproduksi jantan dan betina
pada Arthropoda terpisah, masing-masing menghasilkan gamet pada individu yang
berbeda sehingga bersifat dioseus (berumah dua). Cara hidup
Arthropoda sangat beragam, ada yang hidup bebas, parasit, komensal, atau
simbiotik. Di lingkungan kita, sering dijumpai kelompok hewan ini, misalnya
nyamuk, lalat, semut, kupu-kupu, capung, belalang, dan lebah. Habitat
penyebaran Arthropoda sangat luas.Ada yang di laut, periran tawar, gurun pasir,
dan padang rumput.
Ciri-ciri
umum dari antropoda antara lain mempunyai anggota yang beruas, tubuhnya
bilateral simetris terdiri atas sejumlah ruas-ruas, tubuh dibungkus oleh zat
kitin sehingga merupakan rangka luar, biasanya ruas-ruas terdapat bagian-bagian
yang tidak berkitin sehingga ruas-ruas tersebut mudah digerakkan, sistem saraf
berupa sistem saraf tangga tali, coelom pada
hewan dewasa adalah kecil dan merupakan satu rongga berisi darah dan disebut
haemocoel. Klasifikasi antropoda terdiri dari class crustaceae, contoh:
udang, class onychophora, contoh : preparatus, class chilopoda,
contoh : kelabang, class diplopoda,
contoh: kelemayar, class insecta, contoh: belalang, class arachnoidae,
contoh: laba-laba, class pauropoda, contoh : pauropus dan clsss
symphyla, contoh : scutigerella. (Gusnawi, 2011).
Class
Crustacea (dalam bahasa latinnya, crusta = kulit) memiliki kulit yang
keras. Udang, lobster, dan kepiting adalah contoh kelompok ini. Umumnya hewan
Crustacea merupakan hewan akuatik, meskipun ada yang hidup di darat. Crustacea
dibedakan menjadi dua subkelas berdasarkan ukuran tubuhnya, yaitu Entomostraca
dan Malacostraca. Entomostraca adalah crustacea yang berukuran mikroskopik,
hidup sebagai zooplankton atau bentos di perairan, dan juga ada yang sebagai
parasit. Contoh hewan ini adalah Daphnia, Cypris virens, dan Cyclops
sp. Hewan air ini meliputi beberapa
spesies yang bernilai ekonomis tinggi, misalnya udang windu (Penaeus monodon),
udang galah (Macrobrachium rosenbergii) dan kepiting bakau (Scylla
cerrata) (Yuwano, 2005).
Ciri-ciri
umum dari kelas Crustacea yaitu habitatnya di danau, air tawar, kolam dan
sungai. Tubuhnya terdiri dari cephalothorax dan abdomen serta bersegmen.
Kerangka luarnya dari zat kitin dan ciri yang terakhir yaitu makanan pokoknya
berupa zat organik hidup dan zat yang busuk.
Class
Insecta (dalam bahasa latin, insecti = serangga). Banyak anggota hewan
ini sering kita jumpai disekitar kita, misalnya kupu-kupu, nyamuk, lalat,
lebah, semut, capung, jangkrik, belalang, dan lebah. Ciri khususnya adalah
kakinya yang berjumlah 6 buah. Karena itu pula sering juga disebut hexapoda.
Insecta dapat hidup di bergagai habitat, yaitu air tawar, laut dan darat. Hewan
ini merupakan satu-satunya kelompok invertebrata yang dapat terbang. Insecta
ada yang hidup bebas dan ada yang sebagai parasit.
Diperkirakan
jumlah insecta lebih dari 900.000 jenis yang terbagi dalam 25 ordo. Hal ini
menunjukkan bahwa banyak sekali variasi dalam kelas insecta baik bentuk maupun
sifat dan kebiasaannya. Tubuh Insecta dibedakan menjadi tiga bagian, yaitu caput,
toraks, dan abdomen. Caput memiliki organ yang berkembang baik, yaitu adanya
sepasang antena, mata majemuk (mata faset), dan mata tunggal (oseli). Insecta
memiliki organ perasa disebut palpus. Insecta yang memiliki sayap pada segmen
kedua dan ketiga. Bagian abdomen Insecta tidak memiliki anggota tubuh. Pada
abdomennya terdapat spirakel, yaitu lubang pernapasan yang menuju tabung
trakea. Trakea merupakan alat pernapasan pada Insecta. Pada abdomen juga
terdapat tubula malpighi, yaitu alat ekskresi yang melekat pada posterior
saluran pencernaan. Sistem sirkulasinya terbuka. Organ kelaminnya dioseus.
Perkembangan
Insecta dibedakan menjadi tiga: 1) Ametabola adalah perkembangan yang hanya
berupa pertambahan ukuran saja tanpa perubahan wujud. Contohnya kutu buku (lepisma
saccharina). 2) Hemimetabola adalah tahap perkembangan Insecta yang tidak
sempurna, dimana Insecta muda yang menetas mirip dengan induknya, tetapi ada
organ yang belum muncul, misalnya sayap. Sayap itu akan muncul hingga pada saat
dewasa hewan tersebut. Insecta muda disebut nimfa. Ringkasan skemanya adalah
telur–nimfa (larva) –dewasa (imago). Contoh Insecta ini adalah belalang, kecoa
(periplaneta americana), jangkrik (gryllus sp), dan walang sangit (leptocorisa
acuta). 3) Holometabola adalah perkembangan Insecta dengan setiap tahap
menunjukan perubahan wujud yang sangat berbeda (sempurna). Tahapnya adalah
sebagai berikut: telur–larva–pupa–dewasa.
Larvanya
berbentuk ulat tumbuh dan mengalami ekdisis beberapa kali. Setalah itu larva
menghasilkan pelindung keras disekuur tubuhnya untuk membentuk pupa. Pupa
berkembang menjadi bagian tubuh seperti antena, sayap, kaki, organ reproduksi,
dan organ lainnya yang merupakan struktur Insecta dewasa. Selanjutnya, Insecta
dewasa keluar dari pupa. Contoh Insecta ini adalah kupu-kupu, lalat, dan
nyamuk.
Class
Arachnoidea (dalam bahasa yunani, arachno = laba-laba) disebut juga
kelompok laba-laba, meskipun anggotanya bukan laba-laba saja. Kalajengking
adalah salah satu contoh kelas Arachnoidea yang jumlahnya sekitar 32 spesies.
Ukuran tubuh Arachnoidea bervariasi, ada yang panjangnya lebih kecil dari 0,5
mm sampai 9 cm. Arachnoidea merupakan hewan terestrial (darat) yang hidup
secara bebas maupun parasit.Arachnoidea yang hidup bebas bersifat karnivora.
Arachnoidea dibedakan menjadi tiga ordo, yaitu Scorpionida, Arachnida, dan Acarina.
Scorpionida memiliki alat penyengat beracun pada segmen abdomen terakhir,
contoh hewan ini adalah kalajengking (Uroctonus mordax) dan ketunggeng (Buthus
after). Pada Arachnida, abdomen tidak bersegmen dan memiliki kelenjar
beracun pada kaliseranya (alat sengat), contoh hewan ini adalah Laba-laba
serigala (Pardosa amenata), laba-laba kemlandingan (Nephila maculata).
Acarina memiliki tubuh yang sangat kecil, contohnya adalah caplak atau tungau (Acarina
sp.).
Myriapoda
(dalam bahasa yunani, myria = banyak, podos = kaki) merupakan hewan
berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah salah satunya yang terkadang kita
lihat di lingkungan sekitar kita. Myriapoda hidup di darat pada tempat lembap,
misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu. Bagian tubuh Myriapoda sulit
dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya memanjang seperti cacing. Pada
kaput terdapat antena, mulut, dan satu pasang mandibula (rahang bawah), dua
pasang maksila (rahang atas), dan mata yang berbentuk oseli (mata tunggal).
Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang anggota badan pada tiap
segmennya.
Setiap
segmen terdapat lubang respirasi yang disebut spirakel yang menuju ke trakea.
Ekskresinya dengan tubula malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan
repsroduksi seksual secara internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo,
yaitu Chilopoda dan Diplopoda. Ciri dari kelas Diplopoda yaitu habitatnya di
darat dan bernapas dengan trakea. Makanan pokoknya berupa sayuran yang
membusuk. Sistem ekskresinya berupa pembuluh malpighi. Ciri dari kelas
Chilopoda yaitu terdiri dari 15-173 segmen. Tubuhnya rata, dorsal ventral dan
memiliki maxillipedes. Antenanya panjang dengan 12 segmen. Ciri umum dari
Pauropoda yaitu habitatnya di darat dengan tubuh terdiri dari 12 segmen.
METODE PENELITIAN
Praktikum
yang berjudul “Identifikasi & klsifikasi hewan invertebrata filum
Arthropoda” ini dilaksanakan pada Senin, 23 April 2018. Pukul 10.30–12.30 WIB.
Bertempat di Laboratorium Terpadu IAIN Jember. Adapun alat-alat yang
digunakan dalam praktikum antara lain plastik, gabus (stereform), kaca pembesar
(Loup), penggaris, jarum pentul, kapas, buku identifikasi, lembar
pengamatan & alat tulis. Sedangkan untuk bahan yang digunakan antara lain spesimen
Arthropoda (kupu-kupu, belalang, udang, laba-laba). Metode yang digunakan
adalah pengamatan langsung terhadap spesimen yang diamati. Cara kerja untuk
praktikum dari spesimen yang diamati diatas yaitu 1). Menyiapkan alat dan bahan
yang akan digunakan, 2). Meletakkan spesimen pada plastik untuk selanjutnya
dibius menggunakan kloroform, 3). Mengamati spesimen dengan menggunakan kaca
pembesar (Loup), 4). Mencatat karakter morfologi yang meliputi (bentuk
tubuh, daerah anterior dan posterior, warna tubuh, simestri tubuh, dan ukuran
tubuh), 5). Menggambarkan secara skematis dan memberi keterangan pada
bagian-bagian tubuh yang ditunjuk, 6). Menuliskan klasifikasi mulai dari
tingkat kingdom sampai spesies, menuliskan kunci identifikasinya dan membuat
dendogram berdasarkan karakter morfologi yang telaah diamati, 7). Menganalisis
hasil pengamatan.
HASIL
Tabel 1.1 Gambar Pengamatan Spesimen
Filum Atrhopoda
Kupu-kupu
|
||
Gambar literatur
|
Gambar asli
|
Gambar tangan
|
|
|
Belalang
|
||
Gambar literatur
|
Gambar asli
|
Gambar tangan
|
Udang
|
||
Gambar literatur
|
Gambar asli
|
Gambar tangan
|
|
|
Laba-laba
|
||
Gambar literatur
|
Gambar asli
|
Gambar tangan
|
|
Berdasarkan dari Tabel 1.1 diatas, praktikum
kali ini mengamati dari beberapa spesies yang termasuk dalam filum Arthropoda. (kupu-kupu)
untuk identifikasinya memiliki bentuk tubuh bersayap, simetri bilateral, warna
tubuh kuning dengan corak dipinggir bewarna coklat, panjang tubuh 1 cm. Selanjutnya
(belalang) untuk identifikasinya memiliki bentuk tubuh memanjang
bersayap, warna tubuh hijau, simetri bilateral, memiliki ukuran panjang 6,5 cm,
lebar 0,5 cm, dan berat 0,7 gr. Selain itu (udang) untuk
identifikasinya memikili bentuk tubuh dilapisi zat kitin, warna tubuh merah
muda, simetri bilateral, jumlah segmen ada 6, jumlah kaki jalan ada 6, jumlah
kaki renang ada 5, memiliki ukuran panjang 11 cm. Selanjutnya (laba-laba)
untuk identifikasinya memiliki bentuk tubuh kecil, memiliki 4 pasang kaki,
warna tubuh hitam, simetri bilateral.
PEMBAHASAN
Filum Arthropoda merupakan hewan
yang tubuhnya bersegmen-segmen. Ada tiga ciri khas Arthropoda yang dapat
dilihat dari luar. Pertama adalah embelan yang berbuku-buku yang muncul berpasangan dari sebagian atau semua segmen
tubuh. Yang kedua adalah organisasi segmen-segmen ke dalam bagian-bagian tubuh
yang disebut tagmata. Yang ketiga adalah kutikula yang disekresikan oleh
epidermis, yang menyelubungi tubuh dan biasanya membentuk eksoskeleton yang
keras kecuali di bagian-bagian tubuh yang perlu lentur (Jasin, 1987).
1. Kupu-kupu
Tubuh kupu-kupu terbagi atas bagian yaitu,
caput (kepala), thoraks (dada) dan abdomen (perut). Ada 3 (tiga) pasang tungkai
(kaki) dan dua pasang sayap terdapat pada ruas dada, alat kelamin dan anus
terdapat di ujung ruas perut. Tubuh kupu-kupu dilapisi oleh zat kitin (eksoskeleton
atau rangka luar) dan tersusun dalam cicin yang seragam atau segmen-segmen yang
dipisahkan oleh membran fleksibel. Pada setiap bagian kupu-kupu (kepala, dada
dan perut) tertutup lapisan lembut, berbulu halus dan berwarna menyolok/menyala.
Smart (1976) menyatakan ketiga bagian tubuh kupu-kupu tersebut memiliki
struktur tersendiri dengan fungsi masing-masing bagian sebagai berikut :
• Kepala (caput )
Kepala
berbentuk kapsul bulat kecil yang mengemban alat makan dengan sensorik. Alat
makan disebut probosis, sedangkan alat sensorik adalah sepasang antena yang
biasanya menebal pada bagian ujungnya. Mata kupu-kupu berbentuk seperti belahan
bola yang membengkak pada bagian atas kepala dan biasanya disebut mata majemuk.
• Dada ( thoraks )
Dada
merupakan bagian tengah tubuh kupu-kupu dan berfungsi sebagai penggerak, dimana
kaki dan sayap menempel. Thoraks tersusun dari tiga segmen yang masing-masing
segmen terdapat sepasang tungkai untuk berjalan dan berpegangan.Dua pasang
sayap terdapat pada mezothoraks dan metathoraks (bagian kedua dan ketiga dari
segmen dada). Pada beberapa jenis kupu-kupu sayap belakang mempunyai tornus
(ekor).
• Perut ( abdomen )
Abdomen
merupakan bagian yang lunak dibandingkan kepala dan dada. Perut memiliki 10
(sepuluh) segmen namun hanya 7 (tujuh) atau 8 (delapan) yang mudah terlihat.
Segmen ujung merupakan alat kelamin dari kupu-kupu, dimana pada jantan terdiri
dari sepasang penjepit, sedangkan pada betina segmen tersebut berubah menjadi
ovipositor (alat untuk meletakkan telur).
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Atrhropoda
Class : Insekta
Ordo : Lepidoptera
Family : Pieridae
Genus : Eurema
Spesies : Eurema daira
Karakter
morfologi
Bentuk tubuh : bersayap
Warna tubuh : kuning dengan corak dipinggir bewarna
coklat
Simetri
tubuh : bilateral
Ukuran
tubuh : panjang 1 cm
Kunci
identifikasi
1a-2b-5b-10a
(Jumar, 2008)
Dendogram
2. Belalang
Tubuh Belalang terbagi atas 3 bagian yaitu
kepala, dada dan abdomen. Belalang memiliki thorax, Thorax pada belalang
terdiri dari 3 segmen. Tiga segmen yang meliputi toraks terdiri dari anterior,
prothorax, mempunyai dorsal lebar (pronotum). Pada segmen yang tengah,
mesothorax dan posterior, beerukuran kecil. Pada mesothorax dan metathorax masing-maasing
terdapt sayap. Belalang memiliki dua antena, mempunya Abdomen, dan mempunya
kaki yang panjang pada bagian belakang, kaki belakang ini fungsinya untuk
melompat dan pada kaki belakang ini
mempunyai duri untuk perlindungan diri.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Arthropoda
Class : Insecta
Odro : Orthoptera
Family : Acrididae
Genus : Valange
Spesies : Valange nigricorvis
Karakter
Morfologi
Bentuk
tubuh : memanjang, bersayap
Warna tubuh : hijau
Simetri
tubuh : bilateral
Ukuran
tubuh : panjang 6,5 cm, lebar 0,5
cm, berat 0,7 gr
Kunci
identifikasi
1b-2a-3b-5b-7a-8b-9b
(Jumar,2008)
3. Udang
Tubuh udang terdiri atas sefalotoraks dan
abdomen. Sefalotoraks ( kepala dada ) merupakan penyatuan bagian kepala dan
badan. Udang memiliki rangka luar (eksoskeleton) dari kitin yang keras. Rangka
luar yang keras ini karena mengandung zat kapur. Dibagian kepala terdapat
sepasang mandibula dan dua pasang maksila. Pada setiap segmen abdomen terdapat
kaki renang. Pada ujung abdomen terdapat kaki daun (uropod), Uropod terletak di
antara sisi ekor yang mendatar.
Kepala udang memiliki dua antena, mandibula,
dan sepasang maksila. Kepala udang juga dilengkapi dengan 5 pasang kaki jalan
(periopod), yang terdiri dari 2 pasangmaksila, dan 3 pasang maksiped. Perut
(Abdomen) udang terdiri atas 6 ruas dan juga terdapatpasang kaki renang
(pleopod) serta sepasang uropod (mirip ekor) yang membentuk kipasbersama-sama
telson. Sift udang aktif pada kondisi gelap dan dapat hidup pada kisaran salinitas
lebar dan suka memangsa sama jenis (kanibal), tipe pemakan lambat tapi
terusmenerus (continous feeder) serta mencari makan lewat organ sensor. Spesies
udang memiliki 6 stadia naupli, 3 stadia protozoa, 3 stadia mysis dan stadia
post larva dalam siklus hidupnya.Stadia post larva berkembang menjadi juvenil
dan akhirnya menjadi dewasa, dan tidak mempunyai sayap.
Sistem pencernaan makanan udang berupa
bangkai hewan-hewan kecil dan tumbuhan. Alatpencernaan berupa mulut terletak
pada bagian anterior tubuhnya, sedangkan esophagus, lambung, usus, dan anus
terletak dibagian posterior. Hewan ini memiliki kelenjar pencernaan atau harti
yang terletak di kepala-dada di kedua
sisi abdomen. Sisa pencernaan selain dibuang melalui anus, juga dibuang melalui
alat eksresi yang disebutkelenjar hijau yang terletak didalam kepala. (Muzaki,2004).
Sistem saraf susunan saraf udang adalah sistem tangga tali. Ganglion otak
berhubungan denganalat indera yaitu antena (alat peraba), statocyst (alat
keseimbangan) dan mata majemuk (facet) yang bertangkai.
Sistem peredaran darah Crustacea disebut
peredaran darah terbuka. Artinya darah beredar tanpa melalui pembuluh darah.
Darah tidak mengandung haemoglobin, melainkan hemosianin yang daya ikatnya
terhadap O2 (oksigen) rendah. Sistem pernafasan pada umumnya Crustacea bernafas
dengan insang. Kecuali Crustacea yang bertubuh sangat kecil bernafas dengan
seluruh permukaan tubuhnya, (Brown dan Patlan,1974). Alat ReproduksiAlat
reproduksi pada umumnya terpisah, kecuali pada beberapa Crustacea tingkat rendah.
Alat kelamin betina terdapat pada pasangan kaki ketiga. Sedangkan alat kelamin
jantan terdapat pada pasangan kaki kelima. Pembuahan terjadi secara eksternal
(diluartubuh). Dalam pertumbuhannya, udang mengalami ekdisis atau pergantian
kulit. Udangdewasa melakukan ekdisis dua kali setahun, sedangkan udang yang
masih mudamengalami ekdisis dua minggu sekali. Selain itu udang mampu melakukan
autonomi(pemutusan sebagian anggota tubuhnya). (Sihombing, 2005). Habitat udang
pada umumnya terdapat dimana-mana, bagian pesisir pantai sampai ke laut dalam
dan pada air tawar.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Crustacea
Ordo : Paneasuicea
Family : Panaesuides
Genus : Panaesus
Species : Panaesus sp
Karakter morfologi
Bentuk tubuh : dilapisi zat kitin
Warna tubuh : merah muda
Simetri tubuh : bilateral
Jumlah segmen : 6
Jumlah kaki jalan : 6
Jumlah kaki renang:
5
Ukuran tubuh : panjang 11 cm
Kunci identifikasi
-
Dendogram
4. Laba-laba
Laba-laba memliki dua segmen tubuh, yaitu
sefalotoraks (kepala-dada) pada bagian anterior dan abdomen pada bagian
posterior. Sefalotoraks adalah penyatuan tubuh bagian sefal atau caput (kepala)
dan bagian toraks (dada). Pada sefalotoraks terdapat sepasang kalisera (alat
sengat), sepasang pedipalpus (capit), dan enam pasang kaki untuk berjalan.
Kalisera dan pedipalpus merupakan alat tambahan pada mulut. Pada bagian abdomen
(perut atau opistosoma) laba-laba terdiri dari mesosoma dan metasoma. Pada
bagian posterior abdomen terdapat spineret yang merupakan organ berbentuk
kerucut dan dapat berputar bebas.
Di dalam spineret terdapat banyak spigot
tang merupakan lubang pengeluarankelenjar benang halus atau kelenjar benang
abdomen. Kelenjar benang halus mensekresikan cairan yang mengandung protein
elastik. Protein elastik tersebut akan mengeras di udara membentuk benang halus
yang digunakan untuk menjebak mangsa. Pada beberapa kelompok laba-laba alat ini
digunakan sebagai alat menggali (pada kelompok laba-laba penjerat), untuk
mengangkut mangsa, dan membawa kantung telur pada beberapa laba-laba lainnya.
Pada khelistra (alat untuk menggigit yang terletak di anterior sefalotoraks)
terdapat bagian yang terdiri atas bagian dasar yang kuat (paturon) dan bagian
gigi taring yang dapat bergerak (fang). Fang ini terletk didalam celah dan akan
bergerak saat berfungsi.
Di dekat bagian ujung setiap fang terdapat
lubang halus tempat keluarnya venom, yang berasal dari kelenjar venom di bagian
dasar kalisera. Mulut laba-laba terletak tepat dibelakang kalisera. Sebagian besar
laba-laba mampunyai 8 mata yang terletak did bagian depan sefalotoraks. Mata
laba-laba berupa mata sederhana (ocelli) biasanya berjumlah tiga atau empat pasang
mata yang terletak pada bagian atas sefalotoraks tersusun dua baris. Susunan
mata pada sefalotoraks disetiap spesies konstan. Susunan mata ini digunakan
sebagai formula untuk membedakan beberapa famili dan genus. Sepasang pedipalpi
pada laba-laba terdiri atas enam ruas, dan muncul persis di belakang mulut.
Struktur ini sangat peka terhadaprangsangan dari luar.
Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum : Atrhropoda
Class : Arachnida
Ordo :
Araeae
Family : Araneidae
Genus : Araneus
Spesies : Araneus diadematus
Karakter morfologi
Bentuk tubuh : memiliki 4 pasang kaki
Warna tubuh : hitam
Simetri tubuh : bilateral
Ukuran tubuh : -
Kunci identifikasi
-
SIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami laksanakan
dapat disimpulkan bahwa dari filum Arthropoda adalah hewan yang memiliki kaki
beruas, tubuh terdiri dari 3 bagian (caput, thorax, dan abdomen). Ukuran tubuh
Arthropoda sangat beragam begitupun dengan bentuk tubuhnya yang beragam pula. Hewan
Arthropoda memiliki bentuk tubuh simetri bilateral, tripoblastik selomata, dan
bagian tubuhnya bersegmen. Arthropoda dapat hidup di air tawar, laut, di tanah,
dan praktis di semua permukaan bumi dipenuhi oleh spesies dari filum ini. Keragaman
dari filum Arthropoda menjadi ciri tersendiri yang menandakan perbedaan dari
semua jenis spesiesnya. Akan tetapi hampir dari semua yang termasuk dalam filum
ini memiliki tubuh yang terdiri dari segmen-segmen.
DAFTAR PUSTAKA
Brown,
A and D. Patlan. 1974. Color Changes Industri Ovaries Of Penaeid Shrip as a Departement of their Maturity. Marine
Fisheries Reviiew 36(7):23-26.
Kementerian
Agama RI. 2009. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Jakarta: PT Syigma
Gusnawati.
2011. Laporan Lengkap Praktikum Zoologi Invertebrata. Palopo: Universitas
Cokroaminoto Palopo
https://www.scribd.com/doc/247978696/Laporan-Arthropoda
(diakses pada 7 Mei 2018, Pukul 14.47 WIB)
https://www.scribd.com/doc/112059280/Laporan-Praktikum-Biosistematika-Hewan-Arthropoda
(diakses pada 8 Mei 2018, Pukul 19.36 WIB)
Jasin,
M. 1987. Zoologi in Vertebrata. Surabaya : Sinar Wijaya
Jumar.
2008. Entomologi Pertanian. Jakarta: Rineka Cipta
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo
Karmana, Oman. 2007. Cerdas Belajar Biologi. Bandung: Grafindo
Muzakki,
Ahmad. 2004. Produksi Udang Vaname (Litopenaeus vannamei) pada Padat Penebaran
Berbeda di Tambak Biocrete. Skripsi. Program Studi Teknologi dan Manajemen
Akuakultur. Bogor: FPIK. Institut Pertanian Bogor
Radiopoetro,
1996. Zoologi. Penerbit Erlangga. Jakarta
Romimohtarto,
Kasijan. 2007. Biologi Laut Ilmu tentang Pengetahuan Biota Laut. Jakarta:
Djamabatan Anggota IKPI
Sihombing,
D.T.H. 2005. Ilmu Ternak Lebah Madu. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press
Smart,
P. 1976. The Illustrated Encyclopedia of Butterfly in Colour. Paul Smart
Press
Yuwono.
2005. Biologi Molekuler. Yogyakarta: Erlangga
Komentar
Posting Komentar