Laporan Praktikum Phylum Platyhelminthes & Annelida


IDENTIFIKASI PHYLUM PLATYHEMINTES DAN ANNELIDA

Nikmatul Hasanah
Tadris Biologi, FTIK, IAIN Jember
NIM: T20158012
ABSTRAK
Hewan berdasarkan ada tidaknya tulang belakang dibedakan menjadi 2 kelompok, yaitu hewan vertebrata dan hewan invertebrata. Hewan invertebrata adalah hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Phylum platyhelminthes dan annelida adalah salah satu dari hewan invertebrata. Pengelompokkan ini didasarkan oleh beberapa hal yaitu berdasarkan kontruksi tubuh, ada tidaknya simetri tubuh, awal mulanya pembentukan mulut dan anus, ada tidaknya selomata (rongga tubuh), dan ada tidaknya metamer dan tagmatisasi. Pengamatan ini dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2018, Pukul 10.30–12.30 WIB yang bertempat di Laboratorium Terpadu IAIN Jember. Pengamatan ini bertujuan untuk mengidentifikasi karakter morfologi spesimen platyhelminthes dan annelida berdasarkan kunci identifikasi, untuk mengklasifikasikan spesimen Platyhelminthes dan annelida serta membuat dendogram dari kedua spesimen tersebut. Praktikum ini menggunakan metode pengamatan. Hasil pengamatan menunjukkan bahwasanya dari spesimen planaria termasuk dalam class Tubellaria spesies Dugessia sp memiliki karakter morfologi bentuk pipih, warna coklat bening, simetri bilateral, dan terlihat bagian anterior dan posteriornya. Sedangkan platyhelminthes ordo polycladidae memiliki karakter morfologi bentuk pipih, lembek-melebar, warna coklat, simetri bilateral, bagian anterior dan posteriornya kurang terlihat jelas dan memiliki ukuran panjang 4,3 cm dan lebar 3 cm. Pada phylum annelida genus Lumbricus memiliki karakter morfologi bentuk tubuh panjang dan bersegmen, warna hitam kecoklatan, simetri bilateral, dan terlihat anterior dan posteriornya. Sedangkan pada pyhlum polychetae. Memiliki karakter morfologi bentuk tubuh panjang bersegmen, warna hijau kekuningan, simetri bilateral, ukuran tubuh panjang t cm, lebar 04 cm. Keempat spesimen diatas memiliki karakteristik masing-masing.

Kata kunci: spesimen/platyhelminthes/annelida/



PENDAHULUAN
Hewan adalah organisme yang tidak mempunyai klorofil, mampu bergerak, atau tidak. Tidaknya menggerakkan tubuhnya dan tersusun dari banyak sel. Hewan dapat dikelompokkan berdasarkan atas dua atau tidaknya. Yaitu hewan beruas tulang belakang (vertebrata) dan hewan tidak beruas tulang belakang (invertebrata). Secara umum struktur dan susunan tubuh hewan invertebrata adalah rangka tubuh yng terletak diluar, tidak  memiliki ruas tulang belakang, dan letak susunan saraf berada dibawah saluran pencernaan (Kadaryanto, 2003).
Semua yang tidak mempunyai tulang belakang dikelompokkan dalam invertebrata. Hewan invertebrata ada yang tersusun oleh satu sel (uniseluler) dimana seluruh aktifitas kehidupannya dilakukan oleh sel itu sendiri. Sedangkan hewan invertebrata tersusun dari banyak sel. Sel-selnya mengalami diferensiasi dan spesialis membentuk jaringan dan organ tubuh dan aktivitasnya semakin kompleks. Perkembangan embrio hewan metazoa melalui tahapan tertentu. Secara embriologi hewan ada yang memiliki dua lapisan kulit (dipoblastik), dan memiliki tiga lapisan kulit (tripoblastik). Struktur tubuh dan sistem-sistem yang ada hewan invertebrata berbeda-beda, maka semakin tinggi tingkatannya semakin kompleks struktur dan sistem tubuhnya (Jasin,
Invertebrata adalah sebuah yang diungkapan oleh Chevalier de Lamark, untuk menunjukkan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Invertebrata mencakup semua hewan-hewan kecuali vertebarata. Invertebarata mencakup sekitar 97% dari dari keseluruhan anggota kingdom animalia (Campbell, 2012). Hewan digolongkan berdasarkan pada kesamaan-kesamaan struktur dan fisiologinya. Dalam hubungan ini ada 4 kriteria pada hewan yaitu simetri tubuh, rongga tubuh, perbedaan perkembangan embrio, dan aspek tertentu yang dianggap penting sebagai pembeda. Kingdom animilia dibagi menjadi dua sub kingdom, yaitu metazoa (hewan yang hanya terdiri dari sel belum mempunyai jaringan) dan eumetazoa (hewan yang sudah mempunyai jaringan).
Hewan invertebrata sebagian besarnya mempunyai habibat di air atau ditempat lembab. Seperti dalam firman Allah SWT dalam Q.S An-Nur ayat 45 bahwasanya
والله خلق كل دا بة من ماء ج فمنهم من يمشي على بطنه ج على رجلين ج ومنهم من يمشي على اربع قل يخلق الله ما يشاء قل ان الله على كل شيء قدير
Artinya : “Allah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang Dia kehendaki. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatunya”. Hewan invertebrata meliputi 9 phylum, yaitu protozoa, porifera, coelenterate, platyhelmintes, nematheimintes, annelidae, mollusca, artrophoda, dan echinodermata. (Romimohtarto, 2007). Lamark membagi invertebrata menjadi dua kelompok yaitu insecta (serangga) dan vermes (cacing). Tetapi sekarang invertebrata di klasifikasikan ke dalam + 30 sub filum dari organisme yang sampel seperti porifera dan cacing pipih hingga organisme yang lebih kompleks seperti mollusca dan artrophoda.
Phylum platyhelmintes (cacing pipih). Cacing merupakan hewan yang tubuhnya lunak tidak bercangkang, tubuh simetri bilateral. Hidup di alam bebas, parasit pada organisme. Cacing meliputi tiga lapisan kulit yaitu: eksoderm, mesoderm, dan endoderm. Ektoderm merupakan  lapisan luar yang berkembang menjadi kulit. Mesoderm merupakan lapisan tengah yang berkembang menjadi otot, dan beberapa organ tubuh. Endoderm merupakan lapisan yang berkembang menjadi usus. Tubuh cacing pita (dorsoventral) pipih kearah punggung dan perut tidaak berbaku-baku. Tempatnya hidup di sungai, danau laut parasit pada tubuh organisme lain (Pratiwi, 2000).
Platyhelmintes terdiri dari tiga kelas, yaitu turbellaria (cacing berbulu getar) merupakan cacing pipih yang bergerak dengan  bulu getar, hidup bebas di air tawar, yang jernih dan belum tercemar. Contohnya Planaria, Trematoda (cacing isap), cacing pipih yang hidup parasit pada hewan dan manusia. Memiliki alat penghisap yang dilengkapi dengan kait untuk melekatkan diri pada tubuh inang. Contoh fasciola (cacing pita). Fasciola hepatica merupakan cacing hati yang hidup di hati domba, sedangkan fasciola gigantica hidup dalam hati sapi. Chlonaris merupakan cacing hati yang hidup pada manusia. Banyak terdapat di daera China, Jepang, Vietnam. Cacing dewasa hidup di saluran empedu dan keluar bersama feses. Jika termakan siput maka akan berkembang menjadi sporokista, kemudian menjadi radia. Radia mengahasilkan serkaria dan keluar dari tubuh siput, berenang mencari inang ikan air tawar. Serkaria hidup pada otot ikan yang berupa metasakaria (Kimball, 1983). Phylum Annelida merupakan cacing dengan bentuk cincin kecil. Cacing ini adalah tubuhnya bersegmen-segmen, hidupnya ditempat yang lembab, dalam laut, dan dalam air tawar. Pada umunnya Annelida hidupnya bebas, ada hidupnya dalam liang, beberapa bersifat komensial pada hewan-hewan aquatik, dan juga bersifat parasit pada vertebrata. Annelida disamping tubuhnya bersegmen, juga tertutup oleh kutikula yang merupakan hasil sekresi dari epidermis, sudah mempunyai sistem nervosum, sistem kardiovaskula tertutup, dan sudah ada rongga badan atau celom (Radiopoetro, 1996).
Annelida menguasai komunitas cacing yang hidup di pantai laut. Mereka dikenal dengan tubuhnya yang panjang dan bergelang-gelang. Phylum annelida terdiri dari lima kelas yaitu kelas Chaetopoda (annelida yang hidup di air laut, air tawar, dn di darat, dengan ruas tubuh kelihatan nyata). Kelas Archeanelida (cacing kecil tanpa bulu kaku atau tanpa parapodia). Kelas Hirudinea (lintah yang hidup di darat dan di laut, tubuhnya pipih atas bawah dengan sebuah prostomium). Kelas Gepyirea (cacinga annelida tanpa tanpa ruas, bulu kaku, dan parapodia. Kelas Myzostomaria (cacing parasit pada echinodermata). Sedangkan klasifikasi annelida terbagi dalam tiga kelas, yakni Oligochaeta, polychaeta, dan Hirudiniea.
Karakteristik phylum Annelida diantaranya 1)bilateral 2)tubuhnya bersegmen 3)alat gerak berupa bulu kaku (setae) pada tiap segmen 4)badan tertutup oleh kutikula yang licin 5)dinding badan dan traktus digestivus dengan lapisan sirkuler dan longitudinal 6)memiliki sistem kardiovaskular 7)respirasi dengan kulit 8)organ eksresi terdiri dari sepasang nephridia pada tiap segmen 9)sistem pusat terdiri dari sepasang ganglia cerebrales pada ujung dorsal otak 10)kebanyakan bersifat hemprodit dan perkembangan langsung.

METODE PENELITIAN
Praktikum cacing ini dilaksanakan pada Senin, 19 Maret 2018. Pukul 10.30-12.30 WIB. Bertempat di Laboratorium Terpadu IAIN Jember. Alat-alat yang dibutuhkan diantaranya alat seksi, papan seksi, kaca pembesar, penggaris, jarum pentul, buku identifikasi, serta lembar pengamatan & alat tulis. Sedangkan bahannya ada spesimen platyhelminthes (planaria genus dugesia, dan polycladida genus ) dan spesimen annelida (cacing tanah genus lumbricus). Prosedur kerja pada praktikum kedua spesimen tersebut ini 1) disiapkan semua alat dan bahan yang akan dipakai untuk praktikum, 2) spesimen diletakkan pada papan seksi, 3) spesimen diamati dengan menggunakan kaca pembesar, 4) dicatat karakter morfologi dari spesimen tersebut (bentuk tubuh, daerah posterior dan anterior, warna tubuh, simetri tubuh, dan ukuran tubuh), 5) spesimen digambar secara skematis dan diberi keterangan pada bagian tubuh yang telah teramati, 6) dituliskan klasifikasi dari spesimen tersebut dari tingkat kingdom-spesies, serta dituliskan kunci identifikasinya dan membuat dendogram dari karakter morfologi yang telah diamati. 7) dianalisis hasil pengamatan.

HASIL & PEMBAHASAN
Berdasarkan praktikum cacing dengan menggunakan dua spesimen (Platyhelminthes dan Annelida) didapatkan hasil:

Pada spesimen platyhelmintes menggunakan planaria dan polycladidae.

Tabel 1. Gambar Spesimen Planaria Dan Polycladidae
Phylum Platyhelmintes

Gambar Spesimen Planaria, Locallity sungai Karangpring-Jember
Gambar Spesimen Polycladidae, Locallity pantai Papuma Ambulu-Jember
gambar tangan 
gambar asli
gambar tangan
           
Planaria merupakan cacing platyhelmintes dari kelas Tubellaria (cacing getar). Tubellaria mempunyai ciri-ciri umum, yaitu: pada permukaan tubuhnya banyak terdapat bulu getar, hsabitatnya bebas di air tawar. Saluran pencernaan terdiri dari mulut-faring usus. Sisa makanan yang tidak tercerna dikeluarkan melalui mulut. Tubellaria memiliki alat yang peka terhadap rangsang cahaya, yaitu sepasang bintik mata  bewarna merah. Reproduksi secara seksual melalui perkawinan silang dan terjadi di siang pendek dan udara dingin. Sedangkan reproduksi secara aseksual dengan cara regenerasi dan terjai pada siang panjang dan udara panas. Planaria ini hidup di air yang jernih, dibalik batu, atau pada tumbuhan air. Planaria sangat peka terhada pencemaran sehingga dapat digunakan sebagai petunjuk (indikator) adanya pencemaran. Planaria mempunyai daya regenerasi yang tinggi (Dwisang, 2008).

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Platyhelminthes
Kelas                : Tubellaria
Ordo                : Tricladida
Famili              : Dugesiiae
Genus              : Dugesia
Spesies             : Dugesia sp
Sumber           : (Randall Schietzelt, 2013)

Karakter morfologi
Bentuk Tubuh                          : Pipih
Daerah Anterior dan Posterior : Terlihat
Warna Tubuh                          : Coklat Bening
Simetri Tubuh                          : Bilateral

Kunci identifikasi

1b-3a-4b-7b-9a-10b (Periodicum Biologorum Vol. 117, No 3, 425-433. DOI:    01.18054/pb.2015.117.3.2951.
Dendogram 

Deskripsi
Dugesia sp merupakan spesies dari class tubellaria phylum platyhelminthes. Karakter morfologi dari Dugesia sp memiliki bentuk tubuh pipih, daerah anterior posterior terlihat, warna tubuh coklat bening simetri tubuh bilateral, mempunyai ukuran tubuh 4 mm, bagian dorsal warnanya gelap terdapat bintik-bintik coklat dengan bagian tengah seperti terdapat garis. Bagian-bagian yang teramati diantaranya bagian posterior, bagian farinx, dan bagian anterior.

Polycladidae termasuk dalam phylum platyhelminthes. Polycladida termasuk cacing pipih laut. Habibat terletak di dasar laut, serta gerakannya yang cepat dan warnanya yang mirip dengan lingkungannya. hewan ini adalah hewan yang hemaprodit. Dalam setiap individu memiliki kelamin jantan dan betina. Tetapi walaupun hemaprodit mereka harus tetap melakukan reproduksi dengan individu lain. Disaat akan kawin dua individu akan memperebutkan posisi sebagai jantan. Mereka menggunakan kelaminnya sebagai senjata. Mereka akan bertarung dan berusaha untuk menusuk bagian tubuh lawannya sehingga mereka dapat mentransfer spermanya. Ketika salah satu individu sudah berhasil menusuk tubuh lawan dan mentransfer spermanya individu yang lain akan menyerap sperma tersebut daan bertanggung jawab untuk melahirkan keturunannya.

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Platyhelminthes
Kelas                : Polycladidae
Ordo                : Policladida
Famili              : -
Genus              : -

Karakter morfologi
Bentuk Tubuh                          : Lembek, melebar
Daerah Anterior dan Posterior : Kurang Jelas
Warna Tubuh                          : Coklat
Simetri Tubuh                          : Bilateral
Ukuran Tubuh                         : Panjang 4,3 cm, lebar 3 cm

Deskripsi
Bagian yang teramati dari ordo Polycladida ada bagian anterior dan posterior, farinx.

Kunci Identifikasi

1b-2a-3b-4a (http://www.scribd.com/document/329370343/Cara-Membuat-Dendogram)
Dendogram


Tabel 2. Gambar spesimen Annelida

Spesimen Annelida

Gambar cacing tanah (genus Lumbicrus), Locallity Bondowoso
Gambar polycheta, Locallity Pantai Papuma
gambar asli sebelum dibedah


Gambar asli setelah dibedah




gambar asli

 gambar tangan

Annelida berbeda dengan kelompok cacing-cacing yang lain, dalam hal–hal berikut: 1) tubuhnya dibagi kedalam satu deretan memanjang ruas-ruas serupa metameri  atau somit, yang kelihatan dari luar karena adanya cekungan yang mengelilingi tubuh dan kelihatan dari dalam karena adanya sekat yang dinamakan septa, 2) rongga tubuh antara saluran pencernaan dan dinding tubuh merupakan ronggaa tubuh yang sebenarnya, 3) mempunyai satu ruas pra-oral yang dinamakan prostomium, 4) sistem saraf terdiri dari satu pasang ganglia pra-oral dorsal, otak, dan satu benang saraf ventral khas dengan satu pasang ganglia pada satu setiap ruas, 5) kutikula bukan dari bahan kitin (Rohmimotarto, 2007).
Cacing tanah merupakan salah satu ragam yang istimewa di Annelida. Apendiks-apendiksnya hanya berwujud rambut-rambut kakuyang kecil. Cacing tanah tidak mempunyai insang, tetapi mengisap oksigen melalui kulitnya yang basah dari celah-celah di dalam tanah. Cacing tanah tidak mempunyai rahang. Cacing tanah mengeluarkan lendir yang melicinkan jalannya menembus tanah (adaptasinya di dalam tanah), hidup di dalam tanah lembab, subur, dan suhunya tidak terlalu dingin dengan membentuk lubang atau liang dalam tanah.

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Class                : Clitellata
Ordo                : Haplotaxida
Famili              : Lumbridae
Genus              : Lumbricus

Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh                          : Memanjang & Bersegmen
Daerah Anterior dan Posterior : Terlihat
Warna Tubuh                          : Hitam Kecoklatan
Simetri Tubuh                          : Bilateral
Ukuran Tubuh                         : Panjang 18 cm & Lebar 0,6 cm

Kunci Identifikasi
-

Dendogram

Deskripsi :
Cacing tanah (Lumbricus) mempunyai karakter morfologi bentuk tubuh memanjang dan bersegmen, daerah anterior dan posterior terlihat, warna tubuh hitam kecoklatan, simetri bilateral, mempunyai panjang 18 cm dengan lebar 0,6 cm. Termasuk dalam class Clitellata.Bagian-bagian yang nampak teramati diantaranya bagian anterior (kepala), mulut, clitellum berada pada segment ke-11-16, clitellium ini berfungsi untuk membungkus telur. segment/metamer ke-10, lubang vasdeverens terletak pada segment ke-20, anus terdapat pada segmen terakhir, bagian posterior (ekor).         

Polychaeta merupakan kelas dari cacing annelida yang umumnya hidup di laut, dan sebagian juga ditemukan di sungai atau air tawar, dan sebagian lainnya hidup di daratan (terrestrial). Seluruh permukaan tubuh polychaeta mengandung rambut-rambut kaku atau setae yang dilapisi dengan kutikula sehingga licin dan kaku. Tubuhnya bewarna menarik seperti ungu kemerahan. Setiap segmen tubuh polychaeta dilengkapi dengan sepasang alat gerak atau alat berenang yang disebut parapodia. Pada cacing yang bergerak aktif (Errantia), tetapi pada cacing bergerak yang realtif bergerak lambat (sedentaria) tidak memiliki parapodia.Parapodia berperan sebagai alat pernapasan. Ukuran tubuh polychaeta sebgaian besar berukuran 5-10 cm. Tetapi ada yang berukuran 1 mm (misalnya Diurodrilus) dan juga ada yang mencapai 3 m (misalnya Namalycastis rhodochorde).
            Cacing ini tidak mempunyai sadel (clitellum) seperti pada cacing tanah (oligochaeta). Polychaeta mempunyai kelamin terpisah dan ada yang hemaporodit. Perkembangbiakannya dilakukan dengan cara secara seksual dan aseksual.  Pembuahannya dilakukan diluar tubuh dan ada yang di dalam tubu. Telur yang telah dibuahi tumbuh menjadi larva yang disebut trakofor.
Sebagian besar, polychaeta hidupnya bebas (free-living), tetapi juga bersifat parasit pada hewan lain. Misalnya Polydora dari famili Spionidae. Contoh jenis polychaeta diantaranya calm worm, cacing sorong, cacing wawo, cacing palolo, dan cacinsg nipah. (Rouse, Greg W.; Fauchald, Kristian (1998).

Klasifikasi
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Annelida
Class                : Polychaeta
Ordo                : Phyllodocida
Family             : Nereidae
Genus              : Alitta

Karakter Morfologi
Bentuk Tubuh                          : Memanjang dan Bersegmen
Daerah Anterior dan Posterior : Terlihat
Warna Tubuh                          : Hijau Kekuningan
Simetri Tubuh                          : Bilateral
Ukuran Tubuh                         : Panjang 7 cm, Lebar 0,4 cm

Kunci Identifikasi

13b-14b-15b-25b-26b-29a-30b-32b-49a-50b-51a (www.vliz.be/imisdocs/publications/123110.pdf)
Dendogram 
Deskripsi
Cacing laut mempunyai karakter morfologi bentuk tubuh memanjang dan bersegmen, daerah anterior dan posterior terlihat, warna tubuh hijau kekuningan, simetri bilateral, mempunyai panjang 7 cm dengan lebar 0,4 cm. Termasuk dalam class Polychaeta. Bagian-bagian yang nampak teramati diantaranya bagian anterior (kepala), mulut, prostomian, prostomium, parapodia, setae dan metamer (segment), anus terdapat pada segmen terakhir di bagian posterior (ekor).         

SIMPULAN
Dari praktikum yang telah dilaksanakan dapat di simpulkan bahwa: phylum platyhelminthes dengan spesimen planaria (dugesia sp) bagian yang teramati bagian anterior, posterior, dan farinx. Sedangkan pada spesimen polycladidae terdapat bagian anterior dan posterior. Pada phylum annelida (cacing tanah genus Lumbricus) bagian yang teramati ada bagian anterior, mulut, clitellium, lubang vasdeverens, anus, dan bagian posterior. Sedangkan pada spesimen polychaeta bagian teramati bagian anterior, mulut, protomian, prostomium, parapodia, setae, dan metamer (segment) dan anus pada bagian posterior. Keempat spesimen tersebut mempunyai karakter morfologi yang berbeda.

DAFTAR PUSTAKA
Campbell, NS.A, Reece, JB.I. 2012. Biologi Jilid 2. Jakarta: Erlangga
Dwisang, L.E. 2008. Inti Sari Biologi. Tanggerang: Scientifict Press
Jasin. 1984. Sistematika Hewan. Surabaya: Sinar Jaya
Kadaryanto.  2003. Biologi 2. Jakarta: Yudhistira
Kimball. 1983. Biologi. Jakarta: Erlangga
Radiopoetro. 1996. Zoology. Jakarta: Erlangga
Romimohtarto, Kasijan. 2007. Biologi Laut. Ilmu tentang Pengetahuan Biota Laut. Jakarta: Djamabatan Anggota IKPI
(Rouse, Greg W.; Fauchald, Kristian (1998). "Recent views on the status, delineation, and classification of the Annelida". American Zoologist 38 (6): 953–964.

Komentar

  1. The Most Important Facts About Casino Games - DrmCAD
    Types of Slot Games · Jackpots 서산 출장샵 · 거제 출장안마 Roulette · Blackjack · Video Poker. Most 공주 출장마사지 people think that all slots are fixed in terms of how much 구미 출장안마 they win. · 원주 출장안마 Video Poker. Most people

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Laporan Taksonomi Hewan Vertebrata

Laporan Praktikum Arthropoda

Laporan Praktikum Phylum Porifera & Cnidaria